Lazada Indonesia
Rabu, 28 Mei 2014

Batik Tulis Blora

Selama ini, hampir di sejumlah daerah di Jateng, memiliki motif batik khas masing-masing, termasuk Kabupaten Blora juga memiliki batik tulis khas. Meskipun belum setenar daerah lainnya, batik khas Blora juga mulai diminati konsumen dari berbagai daerah di Tanah Air. Bahkan, wisatawan mancanegara juga mulai tertarik dengan motif batik khas Blora.

Berdasarkan hasil penulusuran, motif-motif batik khas Blora umumnya hampir sama dengan motif batik Surakarta, yaitu kembang manggar, semen romo (sulur-sulur kembang), dan lar (bulu). Selanjutnya, dikembangkan motif batik khas Blora, seperti motif daun jati dan mustika yang mengandung filosofi hidup dan etos kerja.

Motif batik baru tersebut, diperkenalkan pada 2008, sebagai simbol potensi Blora yang 40 persen luasan wilayahnya merupakan hutan jati. Selanjutnya, pada 2009 pemda setempat mendesain batik mustika yang mengusung kekhasan Blora, seperti kilang minyak, barongan, tayub, satai, Sedulur Sikep atau Samin, dan daun jati. Baca selengkapnya...

Wisata Pemandian Sayuran Blora

Obyek Wisata Pemandian termasuk obyek wisata yang sangat ramain dikunjungi oleh wisatawan,mereka dapat berenang,bermain air dan juga sebagai sarana hiburan jika merasa bosan dengan kegiatan rumah.Termasuknya adalah Wisata Pemandian Sayuran yang sangat Indah danjuga berhawa atau bersuasana sangat sejuk dan segar sehingga banyak pengunjung dan wisatawan yang sangat betah karena kenyamanannya di Pemandian yang satu ini,biasanya obyek wisata ini dikunjungi oleh masyarakat Blora sendiri maupun orang dari luar kota yang sengaja berkunjung ke sini.

Pemadnian Sayuran ini memiliki 2 buah kolam renang,yang satu untuk orang dewasa dengan panjang kolam 50 meter dan lebar kolam renang 17 meter pada kolam dewasa ini dibedakan tingkat kedalamannya  dari 90 cm hingga 360cm,sedangkan untuk kolam anak anak memiliki kedalaman kolam 60 cm.Objek wisata ini memiliki luas tempat hingga 6,6 hektar dan juga objek wisata ini berada di wilayah perbukitan dengan ketinggian 250 meter diatas permukaan laut sehingga memiliki hawa sejuk dan segar. Baca selengkapnya...

Wisata Pegunungan Manggir Di Blora

Bagi anda yang ingin berwisata dengan tema yang sejuk dan menyenangkan,Pegunungan Manggir yang terletak di Kota Blora ini menjadi pilihan tepat berwisata anda,udaranya yang sejuk dan segar membuat orang betah berlama lama di tempat itu.Wilayah pegunungan ini sangat cocok pula bagi anda yang ingin mencari referensi mengenai kondisi alam karena terdapat banyak makhluk hidup yang ada disitu.

Keindahan alam dan pemandangan yang sangat indah menjadi alasan untuk mengunjungi pegunungan ini, karena jika dilihat dari ketinggian maka pemandangan yang luar biasa akan nampak di mata kita.Tempat wisata ini terletak di perbukitan Manggir, desa Ngumbul Kecamatan Todanan, + 38,5 km daerah barat dari kota Blora atau + 3,5 km ke arah barat dari obyek wisata Goa Terawang,jadi jika anda mengunjungi wisata Goa Terawang,maka anda bisa langsung menuju ke Pewgunungan Manggir karena jarak tempuhnya tidak terlalu jauh.
Baca selengkapnya...

Kecamatan Cepu

Nama Cepu sebagai sebuah daerah sudah terdengar sejak zaman Panembahan Senopati (Raja Mataram I), tepatnya saat terjadinya perebutan puteri Madiun yang bernama Retno Dumilah.
Ada juga kisah penamaan Cepu diambil dalam kisah Aria Penangsang, yaitu pada saat pertempuran antara Jipang Panolan dan Pajang di pinggiran bengawan Solo, alkisah ada seorang prajurit Panolan (ada kisah bukan prajurit biasa melainkan sang Arian Pengangsang sendiri) yang tertancap tombak di pahanya, dalam bahasa Jawa Tancap = nancep, paha = pupu,berasal dari dua kata tersebutlah kata Cepu.
Pada zaman penjajahan, Cepu merupakan salah satu kota penting, karena kandungan minyak dan hutan jatinya. Di Cepu dapat dijumpai beberapa bangunan peninggalan Belanda yang masih awet hingga masa kini. Salah satu bangunan yang unik adalah, loji klunthung. Peninggalan lain yaitu Gedung Pertemuan SOS Sasono Suko dan Kuburan Belanda (Kuburan Londo) yang terletak di desa Wonorejo Kelurahan Cepu. Baca Selengkapnya...
Jumat, 23 Mei 2014

Waduk Tempuran

Waduk Tempuran merupakan objek wisata yang ada di blora. Meskipun hanya berupa waduk, namun tidak pernah sepi di kunjungi oleh wisatawan lokal karena suasananya yang tenang dan tidak jauh dari kota. Meskipun demikian, waduk tempuran menjadi tempat favorit untuk mengisi akhir minggu dengan menyaksikan pemandangan alam disekitar waduk yang sangat indah.
Waduk Tempuran menjadi alternatif berwisata alam yang murah bagi wisatawan lokal karena lokasinya yang mudah dijangkau dengan alat trasportasi. Meskipun berupa waduk, bukan berarti tidak ada fasilitas yang akan memanjakan jika sedang berkunjung.Anda dapat menikmati kuliner khas blora di sebuah kafe di pinggir waduk dan mendengarkan alunan lagu-lagu merdu dari biduan yang diiringi dengan organ tunggal. Sedangkan untuk anak-anak dapat menikmati wahana air berupa water-boom. Selanjutnya...

Samin Surosentiko

Samin Surosentiko lahir pada tahun 1859, di Desa Ploso Kedhiren, Randublatung Kabupaten Blora. Ayahnya bernama Raden Surowijaya atau lebih dikenal dengan Samin Sepuh. Nama Samin Surosentiko yang asli adalah Raden Kohar . Nama ini kemudian dirubah menjadi Samin, yaitu sebuah nama yang bernafas kerakyatan. Samin Surosentiko masih mempunyai pertalian darah dengan Kyai Keti di Rajegwesi, Bojonegoro dan juga masih bertalian darah dengan Pengeran Kusumoningayu yang berkuasa di daerah Kabupaten Sumoroto ( kini menjadi daerah kecil di Kabupaten Tulungagung) pada tahun 1802-1826.

Pada tahun 1890 Samin Surosentiko mulai mengmbangkan ajarannya di daerah Klopoduwur, Blora. Banyak penduduk di desa sekitar yang tertarik dengan ajarannya, sehingga dalam waktu singkat sudah banyak masyarakat yang menjadi pengikutnya. Pada saat itu pemerintah Kolonial Belanda belum tertarik dengan ajarannya, karena dianggap sebagai ajaran kebatinan biasa atau agama baru yang tidak membahayakan keberadaan pemerintah kolonial. Pada tahun 1903 Residen Rembang melaporkan bahwa ada sejumlah 722 orang pengikut samin yang tersebar di 34 Desa di Blora bagian selatan dan daerah Bojonegoro.

Mereka giat mengembangkan ajaran Samin. Sehingga sampai tahun 1907 orang Samin berjumlah + 5.000 orang. Pemerintah Kolonial Belanda mulai merasa was-was sehingga banyak pengikut Samin yang ditangkap dan dipenjarakan.
Dan pada tanggal 8 Nopember 1907, Samin Surosentiko diangkat oleh pengikutnya sebagai RATU ADIL,dengan gelar Prabu Panembahan Suryangalam. Kemudian selang 40 hari sesudah peristiwa itu, Samin Surosentiko ditangkap oleh radenPranolo, yatu asisten Wedana Randublatung. Setelah ditangkap Samin beserta delapan pengikutnya lalu dibuang ke luar Jawa, dan berliau meninggal di luar jawa pada tahun 1914. Tahun 1908, Penangkapan Samin Surosentiko tidak memadamkan pergerakan Samin. Wongsorejo, salah satu pengikut Samin menyebarkan ajarannya didistrik Jawa, Madiun. Di sini orang-orang Desa dihasut untuk tidak membayar Pajak kepada Pemerintah Kolonial. Akan tetapi Wongsorejo dengan baberapa pengikutnya ditangkap dan dibuang keluar Jawa.   Selanjutnya....
Lazada Indonesia
 
© Copyright 2010-2014 Khas Blora All Rights Reserved.
Template Design by Khas Blora | Modified by Gungs Bisco | Powered by BIGBASS.